Sabtu, April 05, 2008

Dzikir, Ruh Ibadah

Hanya Allah sajalah Dzat yang kita sembah dan yang sudah seharusnya selalu kita ingat setiap waktu, di setiap hembusan dan tarikan nafas kita (Dzikrullah Tauhidillah). Semoga, dengan semakin sirna ingatan kita kepada yang selain Allah, maka akan semakin bersih pula makrifah kita kepada Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu, serta berbangga - bangga tentang banyaknya harta dan anak, bagaikan hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras, dan ada ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. [QS. Al Hadiid (57) : 20]. Dan kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. [QS. Al A’laa (87) : 17]. Sudah siapkah kita menuju akhirat ? Akhirat itu masih lama ataukah sudah dekat ? Sudah dekat kepada manusia hari perhitungan segala amalan mereka (Hari Kiamat), sedang mereka berada dalam kelalaian dan tidak menghiraukannya. [QS. Al Anbiyaa’ (21): ] Ya, sudah dekat bila kita mengingat kembali fase-fase hidup manusia sbb : 1. Awalnya belum berbentuk, dari sang Pencipta 2. Proses penciptaan (Alam Rahim), 3. Hidup & beramal (Alam Dunia), 4. Mati & menunggu (Alam Barzah), begitu dibangunkan/ dibangkitkan langsung ke fase Akhirat, 5. Menuai hasil (Alam Akhirat), 6. Akhirnya kembali ke sang Pencipta Fase 1 : Belum Bisa Disebut Bukankah telah datang atas manusia suatu fase dari perjalanan waktu, dimana ketika itu dia belum merupa-kan sesuatu yang bisa disebut? [QS. Al Insaan (76): 1] Fase 2 : Di Dalam Rahim Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. Ali Imran (3): 6] Fase 3 : Di Dunia Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan. [QS. Al Hajj (22) : 5] Fase 4 : Di Alam Barzakh (Demikianlah orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kematian kepada salah seorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal saleh yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding (BARZAKH) sampai hari mereka dibangkitkan. [QS. Al Mukminuun 100] Fase 5 : Di Alam Akhirat Maka Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. [QS. Ali Imran (3) : 148] Fase 6 : Kembali kepada Allah Allah-lah yang memulai penciptaan (manusia), kemudian mengulanginya (menghidupkan) lagi; kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan. [QS. Ar Ruum (30) : 11] Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. [QS. Az Zukhruf (43): 14] Sudah siapkah Kita menyongsong kematian kita ? Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.[QS. Al Munaafiqun (63) : 11] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri. [QS. Ali Imran (3) : 102] Dengan demikian, akhirat lebih baik dan lebih kekal sedangkan dunia adalah sarana untuk mencapai akhirat. Caranya ? Dengan beribadah sebanyak-banyaknya. Nah, sekarang... sudah seberapa banyakkah ibadah yang telah kita lakukan ? Apakah hidup kita benar-benar selalu kita isi dan penuhi dengan perbuatan baik (amal soleh)yang bermanfaat dan menjadi rahmat bagi sesama makhluk Nya di alam semesta ini (rahmattanlilalaamin) sebagai wujud pengabdian (ibadah) kita kepada Nya ? Jadi, apakah sebenarnya ruh ibadah kita ? Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. [QS. Adz Dzariyat (51): 56] Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. [QS. Al Ahzab (33) : 41-43] Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. [QS. Al A’raaf (7): 205] Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku… [QS. Thaahaa (20): 14] Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai sembahyang.[QS. Qaaf (50): 40] Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak menyadari tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. [QS’ Al Israa’ (17): 44] Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. [QS. An Nisaa’ (4): 103] Jadi, Ruh Ibadah adalah Dzikir. Dan Fungsi Dzikir tidak lain adalah : · Istighfar, Astaghfirullahal ‘adzim : Membersihkan jiwa · Bertasbih, Subhanallah : Mengagungkan ke-Maha Suci-an Allah · Bertahmid, Alhamdulillahi rabbil ‘alamin : Bersyukur kepada Allah · Bertakbir, Allahu akbar : Membesarkan Allah · Bertahlil, Laa ilaaha illallah : Mentauhidkan Allah Namun, apakah selama ini dalam berdzikir kita sudah bisa merasakan dzikir kita, bisa mencapai relaksasi (kulit dan hati menjadi tenang), dan ‘Bertemu’ Allah dalam dzikir ? Atau bahkan kita sudah bisa menikmati dzikir kita dengan rasa senang (ikhlas), mencapai ketentraman (ridho), dan ‘Bertemu’ Allah di setiap waktu... di setiap tarikan dan hembusan nafas ? Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa lagi berulang-ulang, bergetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu berdzikir kepada Allah... [Qs. Az zumar (39): 23] Maka berdzikirlah (ingatlah) kepada Ku, supaya aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepadaku, dan janganlah menjadi orang yg tidak tahu berterima kasih. [(QS. Al Baqarah (2) : 152 ] Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [QS. Al Baqarah (2): 186] Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan bertemu Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. [QS. Al Baqarah (2): 45-46] Semoga dengan mengamalkan Dzikir dan Doa, Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya bagi kita dan menjadikan diri kita sebagai orang-orang yang disayang Allah, sehingga Allah SWT senantiasa meridhoi kita, terlebih lagi meridhoi permohonan dan do’a yang kita munajatkan kepada-Nya di setiap usai Sholat Fardhu kita yang penuh dengan keikhlasan dan berserah diri.... Amin, Yaa Rabbal’aalamiin.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

OK

Unknown mengatakan...

Selagi masih bernafas dialam dunia ini usahakan jangan sampai kehilangan ruh ibadah ini, smoga.